Sabtu, 08 Februari 2014

On 00.48 by Unknown   No comments
NAH ini ada artiket tentang "Pengertian Cat", mohon maaf ya kalau ada salah ketik.,., hhahahaha




PENGECATAN 
Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam bentuk cair pada sebuah obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian, untuk membentuk lapisan yang keras atau lapisan cat.
1). Fungsi dari pelapisan  adalah sebagai berikut :
  a). Proteksi
    Material seperti baja, aluminium, kayu, beton, dan plastik dapat menurun masa pakai atau rusak dengan mudah oleh erosi, dan tidak dapat menjamin kekuatannya apabila kesemuanya hanya tetap seperti keadaan aslinya. Akan tetapi permukaan material ini dapat diproteksi dengan cat yang akan menghalangi proses terjadinya kerusakan material dan meningkatkan penggunaannya dalam waktu yang lebih lama. Jadi tujuan pokok dari pengecatan (painting) adalah untuk proteksi suatu obyek terhadap kerusakan dari elemen luar.

b). Efek Estetika dan Identifikasi
                            
Cat memberi warna dan kilapan (gloss) pada suatu obyek dan meningkatkan efek estetikanya, yang selanjutnya mempengaruhi daya tarik dari suatu produk. Identifikasi warna juga merupakan tujuan lain dari pengecatan dimana mobil pemadam kebakaran dan polisi dicat dengan warna tersendiri, untuk membedakannya dengan kendaraan lain. Sekalipun ada berbagai cara untuk meningkatkan tampilan suatu obyek, namun tidak ada yang lebih sederhnaa dan memberi hasil yang lebih baik dari pengecatan (painting).         

2). Komponen Cat
Pada bagian ini akan dibahas cat, thinner, dan hardener.
a)   Cat
Cat berupa cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin, pigment, solvent, dan additves yang apabila dicampurkan bersama akan membentuk suatu konsistensi yang merata. Cat biasanya dilarutkan dengan thinner, agar mudah penggunannya. Dalam hal ini cat tipe dua komponen, ditambahkan dengan hardener. Komponen cat adalah sebagai berikut :

(1)  Resin (Zat perekat)
    Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi pada suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap (gloss), adhesi suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya waktu pengeringan. Menurut tipe lapisan resin dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(a)   Thermoplastik Resin, pengeringan resin terjadi karena penguapan solvent. Apabila dipanaskan thermoplastic resin akan melunak dan akhirnya mencair. Jenis-jenis thermoplastic resin antara lain : nitrocelluloce, cellulose acetat butylate, thermoplastic acrylic, dan nylon. Resin tipe ini sering digunakan pada sistem pengecatan udara.
(b)   Thermosetting Resin, jenis-jenisnya antara lain: amino alkyd, pollyurethane dua komponen, thermosetting acrylic, dan epoxy resin. Thermosetting resin hanya akan mengering dan mengeras jika dipanaskan dan tidak akan melunak lagi oleh adanya pemanasan kembali. Biasanya digunakan pada cat bakar, dimana cat ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap cuaca dan mempunyai kekerasan yang tinggi. Proses pengeringannya dilakukan diruang oven.

(2) Pigment  (Zat pewarna)
Pigment adalah suatu bubuk yang telah digiling halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral atau buatan (syntetic). Pigment ini memberi warna dan daya tutup pada cat dan ikut menentukan ketahanan cat. Pemberian zat warna pada cat tergantung pada fungsi catnya. Pada cat dasar primer zat pewarna berfungsi membantu menahan karat. Zat warna pada dempul membantu membentuk lapisan tebal dan mudah diamplas. Sedangkan pada cat akhir zat warna memberikan efek pewarnaan yang tahan lama. Pigment atau zat warna terbagi menjadi :
(a). Pigment warna, berfungsi menambah warna pada cat dan menghasilkan daya tutup pada permukaan yang dicat.
(b). Pigment terang berfungai menambah wrana-warni metalik pada cat.
(c). Pigment extender, berfungsi menambah kekuatan cat pada bodi, menghasilkan viscositas dan mencegah pengendapan.
(d). Pigment pencegah karat, dipergunakan terutama pada cat dasar untuk membantu mencegah karat pada plat dasar.
(e). Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada cat, terutama pada cat jenis doof.

(3). Solvent (Pengencer)
Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan mempermudah pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan campuran pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga menurunkan kekentalan cat sampai tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan kuas, semprot atau roll. Thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan, thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan pigment yang kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang keras. Solvent berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi dua macam. Solvent untuk cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent untuk cat namel (thermosetting resin) disebut reducer. Komponen pembentuk solvent (pengencer)  meliputi :
(a). Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin lacquer.
(b). Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik, hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik.
(c). Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu yang mengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan. Solvent murni melarutkan bahan residu dan binder.
Jenis solvent (pengencer) yang biasa dipergunakan dalam pengecatan antara lain :
(a). Pengencer lambat kering, ini digunakan pada pengecatan warna sistem acrylic yang ruangannya bersuhu 650 C keatas. Pengencer lambat kering berfungsi: (a) untuk cat warna yang hasilnya kurang mengkilap, (b) untuk pemakaian cat acrylic enamel di bengkel-bengkel, (c) untuk memadukan dua buah permukaan yang diperbaiki pada bodi kendaraan.
(b). Pengencer cepat kering, ini digunakan untuk perbaikan cat acrylic lacquer yang asli. Jika menggunakan pengencer yang lambat kering akan terjadi keretakan. Fungsi pengencer ini adalah: (a) untuk mempercepat penguapan pengencer yang lambat kering jika diperlukan, (b) digunakan pada cat primer surfacer pada suhu kurang lebih dibawah 600 C, (c) untuk mencegah terjadinya keretakan pada suhu rata-rata 65-850 C, (d) untuk perbaikan setempat.
(c). Retarder, adalah pengencer paling lambat kering yang digunakan untuk cuaca sangat panas. Fungsi retarder adalah : (a) mencegah pudarnya cat, (b) memungkinkan penggunaan cat warna pada cuaca yang panas, (c) menyiapkan waktu yang cukup bagi cat untuk mengalir karena penguapannya lama, (d) menambah kualitas untuk perpaduan warna karena over spraying kecil sehingga ada kesempatan untuk mengalir keluar lebih lama dan menambah kilap cat.

(4). Additif
Additif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk : (a) mencegah terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming), (b) mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan (flow additif), (d) menambah kelenturan cat, dll.

b) Thinner
Thinner dikenal juga dengan nama solvent yaitu suatu pelarut yang membuat viscositas cat menjadi lebih mudah diaplikasi. Berbagai tipe solvent dicampurkan bersamanya, untuk menyesuaikan kemampuan larut thinner dan penguapannya.

C) Hardener
Suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin, sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat


3). Jenis-Jenis Cat
Jenis cat dapat dibagi menjadi tiga macam menurut metode pengeringan (drying atau curing) yaitu :
a). Heat Polymerization (Jenis Bakar )
Heat Polymerization adalah tipe one component yang mengeras apabila dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 1400C (2840F). Cat jenis ini apabila dipanaskan pada suhu antara 1400C. Maka suatu reaksi kimia berlangsung di dalam resin, mengakibatkan cat mengering dan struktur hubungan menyilang yang dihasilkan begitu rapatnya sehingga setelah cat mengering seluruhnya cat tidak akan larut oleh thinner.

  b). Jenis Urethane (jenis two component)
    Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung di dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung di dalam hardener bereaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan urethane. Cat ini menghasilkan kemampuan cooting yang baik termasuk ketahanan kilap, cuaca, solvent. Serta tekstur yang halus akan tetapi cat ini mengeringnya lambat sehingga diperlukan drying equipment untuk mengeringkan dengan benar.

c). Jenis Lacquer (solvent evaporation)
      Cat jenis ini mengering dengan cepat sehingga mudah penanganannya, tetapi tidak banyak digunakan sebanyak yang tersebut di atas. Karena tidak sekuat cat-cat jenis two component  yang kini banyak digunakan.

4). Bahan-Bahan dan Komponen dalam Pengecatan
      Bahan–bahan  yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan antara lain sebagai berikut : 
a). Cat Primer
    Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat, meratakan adesi /daya lekat diantara metal dasar (sheet metal) dan lapisan (coat) berikutnya. Primer digunakan dalam lapisan yang sangat tipis dan tidak memerlukan pengamplasan. Dalam teknik pengecatan cat primer ada 4 jenis, yaitu :
(1). Wash primer, sering disebut etching primer, jenis ini terdiri dari bahan utama vynil butyral resin dan zinchromate pigment anti karat, dengan demikian primer ini mampu mencegah karat pada metal dasar.
(2). Lacquer primer, terbuat dari bahan nitrocellulose dan alkyd resin. Cat primer ini mudah dalam penggunaan dan cepat kering.
(3). Urethane primer, terbuat dari bahan utama alkyd resin. Merupakan resin yang mengandung polyisociate sebagai hardener. Cat primer jenis ini memberikan ketahanan karat dan mempunyai daya lekat (adhesi) yang kuat.
(4). Epoxy primer, cat primer jenis ini mengandung amine sebagai hardener. Komponen utama pembentuknya adalah epoxy resin. Epoxy primer memberikan ketahanan terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang sangat baik.

b). Dempul/ Putty
    Dempul/ putty adalah lapisan dasar (under coat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda kerja. Dempul juga dipergunakan dengan maksud untuk memberikan bentuk dari benda kerja apabila bentuk benda kerja sulit dilakukan. Setelah mengering dempul dapat diamplas untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Dempul dapat digolongkan menjadi tiga macam menurut penggunaannya, yaitu :
(1). Polyester putty, sering juga disebut dempul plastik. Dempul ini menggunakan organic peroxide sebagai hardener dan mengandung banyak pigment sehingga dapat membentuk lapisan yang tebal dan mudah diamplas. Dempul jenis ini menghasilkan tekstur yang keras setelah mengering. Biasanya dempul ini diulaskan dengan menggunakan kape dempul dan dipergunakan untuk menutup cacat yang parah atau untuk memberi bentuk pada bidang.
(2). Epoxy putty, dempul ini mempunyai ketahanan yang baik terhadap karat dan mempunyai daya lekat yang baik terhadap berbagai material dasar. Bahan utama dempul ini adalah epoxy resin dan amine sebagai hardener. Oleh karena itu proses pengeringan dempul ini lama, denhan pemanasan paksa menggunakan oven pengering. Dempul ini dapat diulaskan dengan kap dempul atau disemprotkan.
(3). Lacquer putty, dempul ini dapat disemprotkan secara tipis-tipis untuk menutupi lubang kecil atau goresan-goresan pada komponen. Bahan utama pembentuknya adalah Nitrocellulose dan acrylic resin.

c). Surfacer
    Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan diatas primer, putty atau lapisan dasar (under coat) lainnya. Surfacer mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
(1). Mengisi penyok kecil atau goresan kertas.
(2). Mencegah penyerapan top coat
(3). Meratakan adesi diatas under coat dan top coat

d). Cat warna/ Top coat
    Peranan dari pada cat warna atau top coat adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut.

e). Thinner/ Solvent
    Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau khas menyengat hidung. Zat cair ini mengencerkan campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan dapat dikerjakan selama pembuatan cat.Thinner juga menurunkan kekentalan cat agar mendapatkan viscositas yang tepat untuk pengecatan.

f). Hardener
    Hardener adalah suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener agar memperoleh viscositas yang baik . Hardener ditambahkan pada komponen utama dari cat dua komponen yaitu acrylic atau polyester resin.
g).  Clear / Gloss
Clear/gloss digunakn sebagai cat pernis akhir pada pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar metalik.
      

a.  Rangkuman 3
Secara rinci materi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
1). Komponen dasar Cat terdiri dari : pigmen (zat pewarna), resin (zat perekat), solvent (pelarut/thinner), dan bahan additif.
2). Bahan pelapis logam atau cat terdiri dari : primer yang berfungsi untuk pencegahan karat, dan meningkatkan daya adesi terhadap lapisan diatasnya; putty yang berfungsi sebagai pengisi bagian yang penyok, dan fungsi adesi; susrfacer yang mempunyai kemampuan menghaluskan permukaan, mencegah penyerapan dan fungsi adesi.
3). Primer terdiri dari (1) wash primer yang memiliki komponen utama vinyl butyral resin dan zincromate pigment anti karat dimana telah ditambahkan hardener yang bahan utamanya phosphoric acid. Wash primer digunakan langsung pada metal, membentuk lapisan konversi kimia pada permukaan metal. Wash primer memperbaiki pencegahan karat pada material dasar dan meratakan adesi pada lapisan (coat) berikutnya. Sekalipun tersedia tipe satu-komponen, tetapi tipe dua komponen dapat memberikan pencegahan karat dan karakteristik adesi yang lebih baik, (2) lacquer primer terdiri dari nitrocellulose dan alkyd resin, lacquer primer dapat cepat mengering dan mudah penggunaanya, sekalipun pencegahan karat dan karakteristik adesi tidak sekuat primer tipe dua komponen, (3) urethane primer terbuat dari alkyd resin merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan polyisocyanate sebagai hardener. Urethane primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adesi yang sangat baik, (4) epoxy primer terbuat dari epoxy resin, merupakan primer tipe dua komponen yang menggunakan amine sebagai hardener. Epoxy primer memberikan ketahanan karat dan karakteristik adesi yang sangat baik.


Kemampuan
Tipe
Wash primer
Lacquer Primer
Urethane Primer
Epoxy Primer
Ketahanan Karat
Tidak terlalu baik
Tidak terlalu baik
Sangat baik
Sangat baik
Adesi
Sangat baik
Tidak terlalu baik
Baik
Sangat baik
Pengeringan
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Tidak terlalu baik

4). Putty (dempul) terdiri dari (1) polyster putty terbuat dari polyster resin tidak jenuh, merupakan putty tipe dua komponen yang menggunakan organic peroxide sebagai hardener. Berbagai tipe putty tergantung pada penggunaannya. Pada umumnya putty mengandung extender pigment dan dapat digunakan untuk membentuk lapisan (coat) yang tebal dan mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan texture kasar, (2) epoxy putty merupakan putty dua komponen yang menggunakan amine sebagai hardener, sangat baik ketahanan terhadap karat dan adesi terhadap berbagai material dasar, tetapi kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan material lebih buruk daripada polyester putty, (3) lacquer putty adalah putty satu komponen yang terbuat dari nitrocellulose dan alkyd atau acrylic resin. Digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (pin hole) atau penyok kecil yang masih tertinggal setelah penggunaan surfacer dasar.
5). Surfacer memiliki sifat mengisi penyok kecil, mencegah penyerapan top coat dan meratakan adesi diantara under coat dan top coat. Surfacer terdiri dari (1) lacquer surfacer yang terbuat dari nitrocellulose dan alkyd atau acrylic resin, mudah digunakan dan cepat kering, (2) urethane surfacer terbuat dari polyster, acrylic, dan alkyd resin, merupakan surfacer tipe dua komponen yang menggunakan polyisocyanate sebagai hardener. Pengeringannya lambat memerlukan pengeringan paksa dengan temperatur kira-kira 600 C (1400 F), (3) thermosetting amino alkyd surfacer, surfacer tipe dua komponen terbuat dari melamine dan alkyd resin, yang digunakan seagai primer sebelum penggunaan pengecatan bake finish (pengecatan akhir). Memerlukan pemanasan hingga temperatur 90 sampai 1200 C (190 sampai 2400 F).


Jumat, 07 Februari 2014

On 23.34 by Unknown   3 comments
dulu waktu kelas 2 SMK, ane suruh buat makalah nihh,.,., buat yang butuh referensi makalah silahkan cekidot -->




POLA KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA SUKU BANGSA BALI
A. LATAR BELAKANG MASALAH
      Bali adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia. Suku bangsa Bali memiliki potensi alam dan kebudayaan yang sangat tinggi, sehingga Bali tidak hanya dikenal di dalam negeri saja, melainkan sampai ke luar negeri. Bahkan orang – orang awam dari luar negeri mengira bahwa Indonesia terletak di pulau Bali. Hal ini menggugah hati penulis, untuk meneliti kehidupan sosial budaya suku bangsa Bali.
B. POLA KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
     SUKU BANGSA BALI
1.1 Lingkungan Alam Dan Demografi
    Masyarakat suku Bali menempati keseluruhan pulau Bali yang menjadi satu propinsi, yakni propinsi Bali. Oleh karena pengaruh emigrasi, ada juga masyarakat Bali yang menetap di wilayah – wilayah lainnya di Indonesia. Pulau ini terletak disebelah timur pulau Jawa yang dihuungkan oleh selat Bali
Bali adalah propinsi yang terletak di sebelah timur ditengah – tengah lautan, oleh karena itu propinsi Bali mempunyai iklim tropis (panas). Propinsi Bali adalah salah satu propinsi yang padat penduduknya. Pada tahun 1971 penduduknya sebanyak 2.469.930 jiwa, pada tahun 1990 meningkat lagi menjadi 2.777.811 jiwa. Keadaan perhubungan pun sangat baik dan lancar, baik darat, laut, maupun udara

1.2 Latar Belakang Sejarah / Asal Usul

    Dahulu pulau Bali disebut dengan nama “Walidwipa”, yang merupakan suatu kerajaan yaitu kerajaan Bali. Kerajaan ini berkembang sekitar abad ke VIII Masehi. Pemerintahannya berpusat di Shinghamandawa, sebuah tempat yang hingga kini belum diketahui dengan pasti. Kerajaan ini pernah diperintah oleh dua diansti, yaitu Dinasti Warmmadewa dengan Dinasti Sakellendukirana
Kerajaan Bali bercorak Hindu, ini dapat diketahui dari pembagian golongan dalam masyarakat (kasta), pembagian warisan, kesenian, serta agama dan kepercayaan. Dalam hal agama dan kepercayaan, pengaruh zaman Megalithikum terasa masih kuat pada masyarakat kerajaan Bali. Keadaan tersebut menunjukan bahwa mayarakat Bali merupakan pemegang teguh tradisi Warisan budaya serta agama dan kepercayaan masih dipegang teguh hingga saat sekarang ini.

Kini Bali adalah sebuah propinsi yang berada di wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Hindu tetap menjadi agama mayoritas yang wariskan secara turun temurun.

1.3 Sistem Kepercayaan / Religi

    Sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu –Bali, akan tetapi, ada pula sebagian kecil masyarakat Bali yang menganut agama Islam, Kristen, dan katholik. Penganut agama Islam terdapat di Karang Asem, Klungkung, dan Denpasar, sedangkan penganut agama Kristen dan katholik terutama terdapat di Denpasar, Jimbaran dan Singaraja
Tempat beribadah agama Hindu di berupa pura Besakih, Pura Desa (Kayangan Tiga), Subak dan Seka, kumpulan tari atau semacam sanggar tari, serta tempat pemujaan leluhur dari klen – klen besar. Ada juga yang di sebut Sanggah yang merupakan tempat pemujaan leluhur dari klen kecil serta keluarga luas. Sedangkan kitab suci adalah “Weda” yang bersisi tentang Arman, Karmapala, Punarbawa, dan Moksa.
Di Bali ada seorang pemimpin agama yang bertugas melaksanakan upacara keagamaan, terutama upaca besar adalah orang yang dilantik menjadi pendeta yang umumnya disebut “Sulingih” tetapi tidak semua pendeta disebut Sulingih, misalnya “Pedanda” untuk pendeta dari kasta Brahmana baik yang beraliran Siwa maupun Budha, atau “Resi” untyuk pendeta dari kalangan Satria.

1.4 Sistim Kekerabatan dan Kemasyarakatan

    Perkawinan adat di Bali bersifat endogami klen. Menurut adat lama yang dipengaruhi oleh sistim klen dan kasta, orang – orang seklen (tunggal kawitan, tunggal dadia, tunggal sanggah) setingkat kedudukannya dalam adat, agama, dan kasta. Dahulu, jika terjadi perkawinan campuran, wanita akan dinyatakan keluar dari dadia. Secara fisik, suami istri akan dihukum buang (Maselong) untuk beberapa lama ketempat yang jauh dari tempat asalnya. Sekarang hukuman itu tidak dijalankan lagi. Perkawinan antar kasta sudah relatif banyak dilakukan
Struktur Dadia berbeda – beda. Di desa – desa dan pegunungan, orang – orang dari tunggal dadia yang telah memencar karena hidup neolokal, tidak lagi mendirikan tempat pemujaan leluhur di masing – masing tempat kediamannya, di desa – desa tanah datar, orang – orang dari tunggal dadia yang hidup neolokal wajib mendirikan tempat pemujaan di masing – masing tempat kediamannya, tempat pemujaan tersebut disebut Kemulan Taksu. Disamping itu, ada lagi kelompok kerabat yang disebut klen besar yang melengkapi beberapa kerabat tunggal dadia (sanggah). Mereka memuja kuil yang sama disebut kuil (pura) Pabian atau Panti

1.5 Bahasa Dan Kesenian

    Bali dalam kehidupan sehari – hari menggunakan bahasa Bali dan sasak. Bali mempunyai beraneka ragam seni tari, seperti tari Legong yang berlatar belakang kisah cinta Raja Lasem, dan tari Kecak adalah tari yang mengisahkan tentang bala tentara monyet Hanoman dan Sugriwa. Lagu – lagu daerahnya pun bermacam – macam seperti mejangeran, Macepet Cepetan, Meyong – Meyong, Ngusak Asik, dan lain – lain. Alat musiknya disebut gamelan Bali. Bali juga mempunyai senjata tradisional, yaitu keris (Kedukan), tombak dan golok.
Rumah adatnya pun bermacam – macam seperti Gapura Candi Bentar, Bali Bengong, Balai Wanikan, Kori Agung, Kori Babetelan. Sedangkan pakaian adatnya adalah untuk pria Bali berupa ikat kepala (Destar) kain songket saput, dan sebilah keris terselip dipinggang belakang, kaum wanitanya memakai dua helai kain songket, Stagen Songket (Merpada), selendang / senteng serta hiasan bunga emas dan kamboja (Subang, Kalung, Gelang) diatas kepala



C. POLA KEBIASAAN MAKAN
Orang Bali
Awal sejarah Bali tidak dapat dilepaskan dari asal-usul dan evolusi masyarakatnya. Orang Bali diduga memiliki darah campuran Mongoloid yang bergerak ke pulau utama menuju kawasan Asia Tenggara, jauh sebelum masa sejarah. Pengaruh asing terbesar bagi orang Bali awalnya dibawa oleh orang-orang India (pedagang dan pelancong) yang membawa serta pengaruh ajaran Hindu. Bali kemudian berbagi sangat banyak dalam gelombang Indianisasi yang menyebar di hampir banyak kawasan Asia Tenggara di paruh akhir milenium pertama.
Hinduisasi di Bali merupakan sebuah proses yang berlangsung berabad-abad. Pengaruh yang paling meresap ternyata bukan dari India saja, namun ternyata lebih dekat ke Jawa, yang sebenarnya lebih dahulu terkena proses Indianisasi dibandingkan Bali.
Lantas, apa hubungan masa Hindu Jawa yang diwakili oleh kekuasaan Majapahit tersebut bagi budaya orang Bali, terutama berkaitan dengan kebiasaan makan mereka yang menjadikan babi sebagai konsumsi daging utama. Di sini saya tidak begitu sepakat dengan daging pilihan (meat of choice), karena saya lebih memandang daging babi lebih dari sekedar pilihan, namun menjadi suatu yang utama di kalangan masyarakat Bali.


Asal-Usul
Dalam kitab Nagarakrtagama (1365), babi disinggung sebagai salah satu jenis daging yang dihidangkan di Istana Majapahit, selain daging domba, kerbau, ayam, lebah, ikan, dan bebek. Selain itu, juga ada beberapa jenis daging lagi yang tidak dihidangkan kepada orang yang taat karena pantangan Hindu, meskipun banyak digemari oleh rakyat biasa, seperti kodok, cacing, penyu, tikus, anjing. Banyak sekali pada masa itu orang-orang yang menggemari daging-daging ini. Agama Hindu tampaknya nyaris tidak berperan dalam mengekang sumber-sumber protein.
Lantas, apa yang kemudian menjadikan babi sebagai daging konsumsi utama di kalangan masyarakat Bali? Hal ini tampaknya tidak dapat dilepaskan dari peran orang-orang Hindu Jawa yang bermigrasi ke Bali pasca runtuhnya kekuasaan Majapahit. Pada abad ke-16, ketika masa kekuasaan Raja Batu Renggong, orang-orang Bali mentransformasikan pengaruh-pengaruh Majapahit untuk disesuaikan dengan kebutuhan hidup. Mereka menciptakan apa yang dalam kenyataannya sebagai budaya kontemporer Bali serta memberikan elemen-elemen khusus. Mereka juga membawa dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan mereka, termasuk didalamnya persoalan kebiasaan makan Di sisi lain, pengaruh agama dapat disimak dari pantangan untuk tidak memakan daging sapi putih sebagai suatu pantangan seperti halnya yang dianut oleh orang-orang Hindu-India. Tentu ini sebuah paradoks dengan orang-orang Islam yang berpantangan untuk tidak mengkonsumsi daging yang haram, babi.
Pada kurun abad ke-19 hingga awal abad ke-20, Babi adalah hewan ternak –selain lembu— yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga keluarga Bali. Hampir setiap kepala keluarga memiliki paling sedikit satu sapi dan beberapa ekor babi yang diperuntukkan untuk kebutuhan pribadi atau nantinya akan dijual ke pasar lokal dan juga ekspor.
Namun, ada hal yang lebih penting dari sekedar hewan komoditas. Di Bali, babi juga adalah hewan yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan ritus. Seperti disinggung oleh ahli sejarah Asia Tenggara, Anthony Reid, umumnya riwayat daging dalam kegiatan ritus di kawasan Asia Tenggara sudah menjadi suatu hal yang penting, sebagaimana orang Bali memandang daging babi dalam kegiatan ritusnya. Dijadikannya babi sebagai kegiatan ritus di Bali.
Bukan hanya dalam kegiatan ritus, babi sudah sejak lama menjadi semacam mitos yang melekat di lingkungan orang Bali.


















Suku Bali
Suku Bali adalah sukubangsa
yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan Kristen.

Ada kurang lebih 5 juta
orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga tersebar di seluruh Indonesia.

Penyebaran orang Bali ke luar Bali sudah terjadi sejak jaman dahulu kala. Contohnya, pada tahun 1673, ketika penduduk kota
Batavia berjumlah 27.086 jiwa sudah terdapat 981 orang Bali. Adapun komposisi bangsa-bangsa lainnya di masa itu adalah sebagagai berikut: 2.740 orang Belanda dan Indo, 5.362 orang Mardijker, 2.747 orang Tionghoa, 1.339 orang Jawa dan Moor (India), dan 611 orang Melayu. Penduduk yang bebas ini ditambah dengan 13.278 orang budak (49 persen) dari bermacam-macam suku dan bangsa (demikian Lekkerkerker). Sebagian besar orang Bali di Batavia didatangkan sebagai budak belian.

Salah satu jejak pengaruh bangsa Bali pada kebudayaan Betawi adalah kesenian Ondel-Ondel. Orang-orangan raksasa ini berasal dari kesenian Barong Landung Bali. Akhiran-in dalam bahasa Betawi, misalnya dalam
kata: mainin, nambahin, panjatin, dll., yang kemudian juga diadopsi sebagai akhiran yang populer dalam bahasa gaul Indonesia juga berasal mula dari akhiran -in yang lazim dalam tata bahasa Bali.

Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari
anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya,

Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.

Agama Hindu Dharma

Kebanyakan penduduk Bali mengamalkan sejenis agama Hindu yang disebut, Agama Hindu Dharma atau Agama Tirtha (Agama Air Suci). Agama Hindu di Bali merupakan sinkretisme unsur-unsur Hindu dan Buddha dengan kepercayaan asli orang Bali.

Agama Hindu dan Buddha tiba di Bali menerusi Pulau Jawa dan juga secara langsung dari anak benua India di antara abad ke-8 dan abad ke-16. Unsur kedua-dua agama tersebut berkembang dan bergabung di Bali.

Catur Warna

Di Bali berlaku sistem Catur Varna (Warna), yang mana kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata Catur berarti empat dan kata warna yang berasal dari urat kata Wr (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu
pekerjaan. Empat golongan yang kemudian terkenal dengan istilah Catur Warna itu ialah: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Warna Brahmana: Disimbulkan dengan warna putih, adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kerohanian keagamaan.

Warna Ksatrya: Disimbulkan dengan warna merah adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan negara.

Warna Wesya: Disimbulkan dengan warna kuning adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang kesejahteraan masyarakat (perekonomian, perindustrian, dan lain- lain).

Warna Sudra: Disimbulkan dengan warna hitam adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang ketenagakerjaan.

Dalam perjalanan kehidupan di masyarakat dari masa ke masa pelaksanaan sistem Catur Warna cenderung membaur mengarah kepada sistem yang tertutup yang disebut Catur Wangsa atau Turunan darah. Padahal Catur Warna menunjukkan pengertian golongan fungsional, sedangkan Catur Wangsa menunjukkan Turunan darah.

Hari Raya Agama
Hari raya keagamaan bagi pemeluk agama Hindu Dharma, umumnya di hitung berdasarkan wewaran dan pawukon. Kombinasi antara Panca Wara, Sapta Wara dan Wuku. Namun adapula Hari raya yang menggunakan penanggalan Saka.

Hari Raya Berdasarkan Wewaran
• Galungan — Jatuh pada hari: Buda, Kliwon, Dungulan
• Kuningan — Jatuh pada: Saniscara, Kliwon, Kuningan
• Saraswati — Jatuh pada: Saniscara, Umanis, Watugunung. Hari Ilmu Pengetahuan, pemujaan pada Sang Hyang Aji Saraswati.
• Banyupinaruh — Jatuh pada: Redite, Pahing, Shinta
• Pagerwesi

Hari Raya Berdasarkan Kalender Saka
• Siwaratri
• Nyepi

Upacara Keagamaan
Upacara keagamaan yang dilakukan dalam Agama Hindu Dharma, berkolaborasi dengan budaya lokal. Ini menjadi kekayaan dan keunikan yang hanya ditemukan di Bali.

Manusa Yadnya
• Otonan / Wetonan, adalah upacara yang dilakukan pada hari lahir, seperti perayaan hari ulang tahun, dilakukan 210 hari.
• Upacara Potong Gigi, adalah upacara keagamaan yang wajib dilaksanakan bagi pemeluknya. Upacara ini dilakukan pada pemeluk yang telah beranjak remaja atau dewasa. Bagi wanita yang telah mengalami menstruasi, dan bagi pria yang telah memasuki akil balik.

Pitra Yadnya
• Upacara Ngaben, adalah prosesi upacara pembakaran jenazah, Sebagaimana dalam konsep Hindu mengenai pembakaran jenazah, upacara ini sebagai upaya untuk mempercepat pengembalian unsur-unsur/zat pembentuk dari raga/wadag/badan kasar manusia.














Kebudayaan suku bangsa bali

Kebudayaan Bali masih banyak mengandung kemurnian sifat hindu jawa. Perbedaan pengaruh dari kebudayaan hindu jawa di berbagai daerah di bali pada zaman majapahit menyebabkan adanya bentuk masyarakat bali, yaitu masyarakat bali Aga dan majapahit.
            Penduduk asli yang tidak senang bercampur dengan orang majapahit yaitu orang bali Aga melarikan diri ke daerah pegunungan.orang terunyan adalah penduduk asli bali tetapi tidak mau disebut baliaga. Mereka lebih seneng menyebut dirinya bali turunan.

Kepercayaan atau realigi
            Pada umunya kepercayaan atau agama orang bali ialah agama hindu. Tetapi perlu diketahui bahwa selain agama hindu ada juga yang memeluk agama islam, walaupun tersebarnya terlambat sekali.dan anehnya orang orang bali tidak dia anggap sebagai warga bali asli. Mereka mendapat sebutan bali selam ( islam ). Mereka tidak boleh mengikuti upacara – upacara yang diselenggarakan oleh orang – orang bali aslinya seolah – olah mreka terasingi oleh masyarakat bali itu sendiri. Ada juga agama kristen yang pengaruhnya sangat lambat . nasi mereka sama seperti nasib agama islam lainnya.

            Kehidupan sehari – hari mereka hanyalah menyembah dewa – dewa yang mnenurut kepercayaan mereka itu 3 dewa besar harus dipuja – puja yaitu : batara brahma, siwa, dan wisnu. Dewa yang paling dianggap tertinggi adalah batara brahma tetapi di dalam sejarah banyak perubahan, banyak yg bilang kalau dewa terbesar itu adalah siwa dan dia sering di  takuti.orang – orang memuja dewa siwa agar dewa ini membuat tentram dan tidak membuat kerusakan.

            Namun demikian, menurut kepercayaan sebagian rakyat di situ, bahwa siwa tidak sebagai pembangun. Karena d i anggap vsebagai dewa perusak, dan di juluki pula dewa pembangun.yang dimaksud perusak maksudnya adalah merusak tapi untuk membangun, bukan merusak tentang kejahatan.

            Untuk menghormati dan menyembah dewa – dewa orang bali membuat kuil atau pura. Jumlah pura ini banyak sekali. Pura yang asli terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.      Bagian muka berupa ruangan kosong
2.      Bagian tengan tempat untuk menyiapkan sesaji
3.       Bahian belakang adalah bagian yang terpenting, karena tempat ini adalah tempat yang paling suci.

Pura bisa di bedakan menjadi :
1.      Pura bersifat umum bersifat pura bersakih
2.      Untuk kelompok – kelompok sosial
3.      Puar untuk kumpulan khusu seperti subka dan sekah adalah sanggah.
Pura dipelihara oleh pejabat agama yang disebut dengan nama pemangku.

Upacara-upacara penyembahan Dewa dipimpim oleh pendeta yang tugasnya membuat air sucii pada tiap-tiap upacara, dengan cara menggosokan rohnya (Bersemadi) agar dimasukin oleh Dewa Siwa. Upacara keagamaan dipimpin oleh pendeta yang umumnya disebut Sulinggeh. Dalam upacara persembahan pedanda mempunyai tugas membuat air suci agar kerasukan Dewa Siwa untuk memerciki sesajian. Selain itu, pendeta(Sulinggih) juga bertugas memimpin upacara, pembakaran mayat (Ngaben). Tempat yang digunakan untuk membakar jenazah yaitu wadah yang berwujud menara tinggi bersusun, untuk sampai diatas, harus naik tangga yang disebut tragtrag atau tratag.
            Wadah atau Bade mempunyai atap susun yang bertumpang, biasanya ganjil misalnya 3, 5, 7 ,9 dan yang paling tinggi 11 tingkat. Makin tinggi derajat orang yang meninggal, makin tinggi pula tumpangannya.
            Setelah persiapan wadah itu selesai, kemudian diangkut ketempat pembakaran suci dengan diiringin oleh percikan air suci. Setelah sampai ditempat pembakaran, wadah itu ditumpahkan diatas tumpukan kayu dan dimulailah pembakaran. Barang-barang yang ada didalam upacara itu semuanya ikut dibakar.
            Setelah selesai pembakar, abunya dimasukan kedalam Kelapa Gading dan dibuang k e laut dengan maksud agar kembali keasalnya. Orang Bali percaya bahwa badan kasar terdiri dari 4 unsur yaitu tanah, api, akasa(udara) dan air. Olehh sebab itu, ia harus dilebur, dikembalikan kepada asalnya lagi.
                Tujuan Ngaben(Pembakaran Mayat) :
1.      Untuk menghormati arwah keluarganya(unsur Bhakti)
2.      Untuk melestarikan arwah para leluhur(salah satu yadnya) dan,
3.      Untuk menjaga martabat dimasyarakat.
Macam-macam upacara Ngaben
            Upacara Ngaben dilaksanakan dengan beberapa cara, menurut keadaan orang-orang yang dibakar mayatnya, yaitu:
1.      Pembakaran Mayat langsung, yaitu apabila yang meninggal dunia adalah seorang . pendeta. Mayat pendeta harus segera dibakar, tidak boleh ditunda-tunda.
2.      Pembakaran mayat tidak langsung, yaitu mengubur terlebih dahulu, pembakaran mayatnya dapat ditunda beberapa tahun.
3.      Pembakaran Mayat massal, yakni pembakaran mayat bagi orang-orang miskin, yang tidak mampu mennyediakan biaya sendiri. Biaya harus diadakan secara gotong-royong. Sebelum biaya tersedia, maka mayatnya dapat ditanam dalam tanah terlebih dahulu. Nanti bila telah tersedia biaya maka beberapa mayat dibongkar lagi lalu dibakar bersama-sama.
4.      Pembakaran mayat secara simbolis, yaitu apabila orangnya yang meninggal dunia itu tidak ada disitu. Misalnya meninggal ditempat lain, meninggal dilaut, dan di luar Negeri. Pembakaran mayat secara simbolis dengan cara pembakaran pakaian mayat yang ada.


Ini adalah gambar pada saat upacara ngaben
4a. Beberapa kensepsi agama Hindu atau kitab suci Weda:
1.      Atman : Roh Abadi.
2.      Karma Pala :Buah dari sebuah perbuatan
3.      Punar bawa  : Kelahiran kembali dari jiwa reinkarnasi.
4.      Muksa :Kebebasan jiwa dari lingkaran kelahiran kembali.
4b. 5 macam upacara yang disebut panca yad nya:
1.      Upacara manusia Yadnya, melipui siklus hidup dari masa kanak-kanak sampai dewasa.
2.      Pitra Yadnya, merupakan upacara yang ditujukan kepada roh leluhur, dari mulai saat kematian sampai penyucian roh leluhur.
3.      Dewa Yadnya, terutama berkenan dengan upacara pada kuil umum dan keluarga.
4.      Resi Yadnya, yaitu upacara pentasbihan pendeta.
5.      Buta Yadnya, yaitu upacara untuk Kala dan Buta ( Roh penganggu)

2.Sistem Kekerabatan
            Susunan keluarga diBali adalah parental yaitu kekeluargaan yang dihitung dari garis Ayah dan garis Ibu. Adapun mengenai tingkatan sosial dalam masyarakat dapat dibagi dalam beberapa golongan yang dinamakan Kasta. Kasta-kasta di Bali umumnya sesuai dengan kasta-kasta diIndia, ialah :
a.       Kasta Brahmana merupakan kasta yang tertinggi, terdiri dari golongan pendeta. Kebanyakan mereka memakai sebutan atau gelar Ida untuk laki-laki, Idayu untuk perempuan.
b.      Kasta Ksatria yaitu golongan raja-raja dari para bangsawan. Pada umumnya mereka memakai sebutan Gelar Dewa untuk laki-laki, Dewayu untuk perempuan.
c.       Kasta Waisya yaitu golongan kaum petani, pedagang, saudagar kebanyakan mereka memakai sebutan gelar Gusti untuk Laki-laki, Gusti Ayu untuk perempuan.
d.      Kasta Sudra merupakan kasta yang terendah, terdiri  dari orang-orang yang tidak sempurna dan hina dina. Mereka tidak mempunyai gelar,  dan kebanyakan hanya mendapat panggilan Tri Wangsa.

Adat Perkawinan di Bali
1.      Mengadakan kunjungan resmi dari keluarga si laki-laki kepada keluarga si gadis untuk meminang si gadis atau memberitahukan kepada mereka bahwa si gadis telah dibawa lari untuk dikawin.
2.      Apabila sudah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak, baru diadakan upacara perkawinan.
3.      Mengadakan kunjugan lagi secara resmi dari keluarga si pemuda kerumah si gadis untuk minta diri kepada Ruh Nenek Moyangnya.
4.      Adat penyerahan mas kawin, tetapi adat ini sekarang terutama diantara keluarga-keluarga orang-orang terpelajar sudah tidak berlaku lagi.
Perkawinan yang dianggap pantang
1.      Perwakinan bertukar antara saudara perempuan, suami dengan saudara laki-laki istri(makadenganngad).
2.      Perkawinan antara seseorang dengan anaknya, antara seorang dengan saudara sekandung atau tirinya(Agamiagemana).
3.      Perkawinan antar seorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya (keponakannya).
4.      Perkawinan wanita yang memiliki kasta lebih tinggi dari kasta pria, jika ini terjadi ia akan dihukum, dikeluarkan dari dadia dan dibuang(maselong). Adat tersebut sudah mulai hilang

Sistem Kesenian
            Kesenian suku bangsa Bali tumbuh dengan subur bersama-sama dengan agama. Setiap ada upacara keagamaan di kuil-kuil selalu disertai dengan tari-tarian dan nyanyi-nyanyian yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita.
            Disamping untuk upacara-upacara kesenian, kuil digunakan untuk tempat hiburan dan permainan. Tari-tarian yang disajikan merupakan tari-tarian kebanggaan masyarakat Bali.
Macam-macam Tarian
1.      Tari Jengger, yaitu tarian permainan rakyat yang sangat digemari oleh rakyat yang sangat populer karena dilakukan oleh pemuda pemudi yang berhadapp-hadapan dan berjejer-jejer rapi.
2.      Tari Legong, yaitu tarian yang dilakukan oleh para pemudi untuk hiburan atau tontonan.
3.      Tari Calon Arang, yaitu gabungan antara drama dan tari(sendratari). Yang menjadi pemeran utama adalaha seorang janda wanita yang terkenal sebagai juru tenung, dengan cerita yang diambilkan dari episode Raja Erlangga di Negara Kahauripan dalam abad XI.
Rumah Adat
      Gapura candi Bentar merupakanan pintu masuk istana raja yang merupakan rumah adat di Bali. Balai Bengong adalah tempat istirahat raja beserta keluarga dan Bali Wanikan adalah tempat adu ayam atau pagelaran kesenian. Kori Agung adalah pintu masuk pada waktu upacara besar dan Kori Babetelan merupakan pintu untuk keperluan keluarga.
Kerajinan
      Di Bali banyak terdapat insdustri dan kerajinan rumah tangga usaha perseorangan, atau usaha setengah besar, yang meliputi kerajinan pembuatan benda-benda anyaman, patung, kain tenun, benda-benda emas, perak, besi dan sebagainya. Usaha dalam bidang ini banyak manfaatnya karena memberikan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya. Dewasa ini kerajinan suku Bali terkenal sampai mancanegara, khususnya kerajinan patung.









BAB II
POLA KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
SUKU BANGSA BALI

2.1 Lingkungan Alam Dan Demografi
Masyarakat suku Bali menempati keseluruhan pulau Bali yang menjadi satu propinsi, yakni propinsi Bali. Oleh karena pengaruh emigrasi, ada juga masyarakat Bali yang menetap di wilayah – wilayah lainnya di Indonesia. Pulau ini terletak disebelah timur pulau Jawa yang dihuungkan oleh selat Bali
Bali adalah propinsi yang terletak di sebelah timur ditengah – tengah lautan, oleh karena itu propinsi Bali mempunyai iklim tropis (panas). Propinsi Bali adalah salah satu propinsi yang padat penduduknya. Pada tahun 1971 penduduknya sebanyak 2.469.930 jiwa, pada tahun 1990 meningkat lagi menjadi 2.777.811 jiwa. Keadaan perhubungan pun sangat baik dan lancar, baik darat, laut, maupun udara

2.2 Latar Belakang Sejarah / Asal Usul
Dahulu pulau Bali disebut dengan nama “Walidwipa”, yang merupakan suatu kerajaan yaitu kerajaan Bali. Kerajaan ini berkembang sekitar abad ke VIII Masehi. Pemerintahannya berpusat di Shinghamandawa, sebuah tempat yang hingga kini belum diketahui dengan pasti. Kerajaan ini pernah diperintah oleh dua diansti, yaitu Dinasti Warmmadewa dengan Dinasti Sakellendukirana
Kerajaan Bali bercorak Hindu, ini dapat diketahui dari pembagian golongan dalam masyarakat (kasta), pembagian warisan, kesenian, serta agama dan kepercayaan. Dalam hal agama dan kepercayaan, pengaruh zaman Megalithikum terasa masih kuat pada masyarakat kerajaan Bali. Keadaan tersebut menunjukan bahwa mayarakat Bali merupakan pemegang teguh tradisi
Warisan budaya serta agama dan kepercayaan masih dipegang teguh hingga saat sekarang ini. Kini Bali adalah sebuah propinsi yang berada di wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Hindu tetap menjadi agama mayoritas yang wariskan secara turun temurun.

2.3 Sistem Kepercayaan / Religi
Sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu –Bali, akan tetapi, ada pula sebagian kecil masyarakat Bali yang menganut agama Islam, Kristen, dan katholik. Penganut agama Islam terdapat di Karang Asem, Klungkung, dan Denpasar, sedangkan penganut agama Kristen dan katholik terutama terdapat di Denpasar, Jimbaran dan Singaraja
Tempat beribadah agama Hindu di berupa pura Besakih, Pura Desa (Kayangan Tiga), Subak dan Seka, kumpulan tari atau semacam sanggar tari, serta tempat pemujaan leluhur dari klen – klen besar. Ada juga yang di sebut Sanggah yang merupakan tempat pemujaan leluhur dari klen kecil serta keluarga luas. Sedangkan kitab suci adalah “Weda” yang bersisi tentang Arman, Karmapala, Punarbawa, dan Moksa.
Di Bali ada seorang pemimpin agama yang bertugas melaksanakan upacara keagamaan, terutama upaca besar adalah orang yang dilantik menjadi pendeta yang umumnya disebut “Sulingih” tetapi tidak semua pendeta disebut Sulingih, misalnya “Pedanda” untuk pendeta dari kasta Brahmana baik yang beraliran Siwa maupun Budha, atau “Resi” untyuk pendeta dari kalangan Satria.

2.4 Sistim Kekerabatan dan Kemasyarakatan
Perkawinan adat di Bali bersifat endogami klen. Menurut adat lama yang dipengaruhi oleh sistim klen dan kasta, orang – orang seklen (tunggal kawitan, tunggal dadia, tunggal sanggah) setingkat kedudukannya dalam adat, agama, dan kasta. Dahulu, jika terjadi perkawinan campuran, wanita akan dinyatakan keluar dari dadia. Secara fisik, suami istri akan dihukum buang (Maselong) untuk beberapa lama ketempat yang jauh dari tempat asalnya. Sekarang hukuman itu tidak dijalankan lagi. Perkawinan antar kasta sudah relatif banyak dilakukan
Struktur Dadia berbeda – beda. Di desa – desa dan pegunungan, orang – orang dari tunggal dadia yang telah memencar karena hidup neolokal, tidak lagi mendirikan tempat pemujaan leluhur di masing – masing tempat kediamannya, di desa – desa tanah datar, orang – orang dari tunggal dadia yang hidup neolokal wajib mendirikan tempat pemujaan di masing – masing tempat kediamannya, tempat pemujaan tersebut disebut Kemulan Taksu. Disamping itu, ada lagi kelompok kerabat yang disebut klen besar yang melengkapi beberapa kerabat tunggal dadia (sanggah). Mereka memuja kuil yang sama disebut kuil (pura) Pabian atau Panti

2.5 Teknologi Dan Mata Pencaharian
Teknologi transportasi di Bali sudah sangat memadai, misalnya transportasi darat. Disana ada bus yang dipakai untuk kendaraan pengangkut penumpang antar daerah, baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh, bahkan ada yang di pakai untuk mengangkut penumpang antar pulau. Lalu transportasi laut, ada yang disebut angkutan penyembrangan Gilimanuk Ketapang yang menghubungkan Bali dengan Jawa. Disamping itu, Bali mempunytai Bandara Internasional yang sangat baik
Umumnya mata pencaharian masyarakat Bali dibidang kesenia, sperti seni pahat, lukis, kerajinan dan lain – lain. Tetapi tidak semuanya, ada juga yang bergerak di bidang pertanian dan industri, misalnya perusahaan tenun di Denpasar

2.6 Bahasa Dan Kesenian
Bali dalam kehidupan sehari – hari menggunakan bahasa Bali dan sasak. Bali mempunyai beraneka ragam seni tari, seperthi tari Legong yang berlatar belakang kisah cinta Raja Lasem, dan tari Kecak adalah tari yang mengisahkan tentang bala tentara monyet Hanoman dan Sugriwa. Lagu – lagu daerahnya pun bermacam – macam seperti mejangeran, Macepet Cepetan, Meyong – Meyong, Ngusak Asik, dan lain – lain. Alat musiknya disebut gamelan Bali. Bali juga mempunyai senjata tradisional, yaitu keris (Kedukan), tombak dan golok.
Rumah adatnya pun bermacam – macam seperti Gapura Candi Bentar, Bali Bengong, Balai Wanikan, Kori Agung, Kori Babetelan. Sedangkan pakaian adatnya adalah untuk pria Bali berupa ikat kepala (Destar) kain songket saput, dan sebilah keris terselip dipinggang belakang, kaum wanitanya memakai dua helai kain songket, Stagen Songket (Merpada), selendang / senteng serta hiasan bunga emas dan kamboja (Subang, Kalung, Gelang) diatas kepala

2.7 Potensi Dalam Pembangunan
Bali mempunyai potennsi sumber daya alam dan manusia yang sangat baik, yang paling menonjol adalah objek wisatanya. Objek wisata tersebut dapat dijadikan sumber devisa (alat pembayaran utang luar negeri), dengan cara menarik sebanyak – banyaknya wisatawan mancanegara. Bukan hanya itu saja, Bali juga mempunyai hutan dan gunung yang bisa digali kekayaan alamnya. Tanahnya pun cukup baik dan subur sehingga bisa dijadikan sebagai lahan pertanian maupun lahan perkebunan, bahkan untuk perindustrian